Hari ini tanggal 25 Mei 2012, kami sengaja menulis artikel mengenai anjing Akita yang sempat ngetop lewat film Hachiko. Anjing Akita merupakan salah satu breed jenis spitz, yaitu trah dengan bulu panjang, tebal, berbulu putih, dengan kuping dan hidung meruncing serta ekor yang melingkar ke atas punggungnya. Secara umum trah jenis spitz ini adalah anjing pemburu, penggembala dan sering digunakan untuk menarik kereta luncur di es. Akita di Jepang berasal dari daerah Utara pulau Honshu, yaitu Prefektur Akita. Image dari anjing Akita adalah strong, independent dan dominant. Dalam sejarah di Jepang digambarkan bahwa nenek moyang anjing Akita adalah anjing Matagi (マタギ犬), yang bersifat hunting, berburu beruang dan rusa. Yang lebih penting lagi, anjing Akita merupakan salah satu anjing asli Jepang yang tertua dalam sejarah!!
Anjing Akita yang beredar pada saat ini terdiri dari 2 jenis, yaitu American Akita, yang sering disebut dengan “Akita” atau “American Akita” dan Japanese Akita, yang sering disebut dengan “Akita-ken” (秋田犬) atau ada juga yang membacanya dengan Akita Inu, karena kanji ‘anjing’(犬) bisa dibaca dengan ‘ken’ atau ‘inu’ juga. American Kennel Club (AKC), Canadian Kennel Club (CKC) dan Australian Kennel Council (ANKC) menganggap American Akita dan Japanese Akita sebagai trah yang sama dan mereka mengijinkan percampuran antar keduanya. Sedangkan Federation Cynologique Internationale (FCI), The Kennel Club (KC), New Zealand Kennel Club (NZKC) dan beberapa kennel club dari berbagai negara, termasuk Jepang menentang hal tersebut. Mereka menganggap Japanese Akita dan American Akita sebagai trah yang berbeda.
Film Hachiko mengambil kisah nyata anjing Akita milik Profesor Hidesaburo Ueno di Tokyo sebelum Perang Dunia kedua. Profesor Ueno setiap hari pulang pergi bekerja naik kereta di Stasiun Shibuya, Tokyo. Hachiko lahir tahun 1923, dan Profesor Ueno meninggal karna stroke pada saat Hachiko berumur 18 bulan, yaitu pada tanggal 25 Mei 1925. Sejak kejadian menyedihkan ini Hachiko setiap hari datang dan pergi ke Stasiun Shibuya jam 4 sore selama 9 tahun terus menerus, dengan harapan tuannya pulang naik kereta dan menghampirinya seperti biasa. Cerita ini kemudian diketahui secara luas tahun 1934, kemudian beberapa saat sebelum kematiannya, patung tembaga Hachiko dipasang di Stasiun Shibuya untuk mengenang loyalitas Hachiko pada tuannya. Pada saat Perang Dunia kedua patung ini sempat meleleah karena mesiu, kemudian betulkan kembali setelah perang berakhir.
Kisah dua Japanese Akita yang pertama kali masuk ke Amerika bermula dari kunjuangan Helen Keller ke Jepang tahun 1937. Ia sangat tertarik pada trah ini dan Ogasawara menghadiahkan Hellen Keller seekor anjing Akita yang bernama Kamikaze-go, yang kemudian mati waktu berumur 5 bulan karena penyakit distemper, sebulan setelah Helen Keller kembali ke Amerika. Ogasawara kemudian mengirimkan Kenzan-go, adik Kamikaze-go yang mati di pertengahan tahun 1940. Berikut adalah tulisan Helen Keller tentang anjing Akita dalam Akita Journal: “If ever there was an angel in fur, it was Kamikaze. I know I shall never feel quite the same tenderness for any other pet. The Akita dog has all the qualities that appeal to me — he is gentle, companionable and trusty” (Kalau saja ada malaikat yang berbulu, dia adalah Kamikaze. Terjemahan bebas: Saya tidak pernah mengalami kelembutan yang sama pada hewan peliharaan lainnya. Anjing Akita memiliki kualitas yang menarik bagi saya-lemah lembut, ramah-mudah bergaul dan setia.
Disadur dari Wikipedia, oleh sipie.